Cinta Tak Pernah Memilih

Rabu, 08 Juli 2009

http://risna1911z.files.wordpress.com/2009/03/ledakan1.jpg

Memang cinta tak pernah memilih. Ketika seorang gadis berjilbab putih yang secara tak sengaja beradu pandang walaupun hanya sekilas, telah menghipnotisku dan meluluhlantakkan segenap persendianku. Terasa kelu saat ku menjawab sapaannya.

“Assalamu’alaikum Mas!”

“Wa’alaikum Salam Shinta!”

Genderang cinta telah bersemi dan tumbuh memenuhi ruangan hati. Ah…indah kurasa. Cinta pun berjalan seiring waktu yang selalu menemani setiap langkah kami berdua, Banyak cerita yang mewarnai perjalanan cinta kami, walaupun kami berdua berada di dua benua yang berbeda.

Hingga akhirnya….
K
embali cinta itu datang dan tak pernah diduga, ketika suatu hari kubuka websiteku dan oh…ada satu e-mail yang menelisik sukmaku diantara puluhan e-mail yang masuk hari itu. Dimulai dengan “Assalamu’alaikum Mas!” begitu sapanya hingga akhirnya berlanjut dengan tegur sapa melalui telepon ataupun sms. Kasih…itulah namanya.

Aku sadar bahwa cinta itu memang tak pernah memilih, aku tak pernah memilih akan mencintai Shinta, tapi dia hadir dihatiku ketika aku butuh kasih sayang itu. Dan Kasih pun hadir dalam hatiku disaat yang tak terduga. Salahkah aku mencintai dua orang yang berbeda. Dengan karakteristik mereka yang telah membuatku tergelinjang indah dalam kemegahan cinta. Aku pun sadar bahwa sebenarnya Kasih telah memiliki seseorang yang telah mengikat dirinya, begitupula dengan diriku. Tapi apakah salah ketika kami saling mencintai walaupun diantara kami sudah memiliki pasangan masing-masing?

***

Handphoneku berdering nyaring memecah keheningan malam.

“Assalamu’alaikum, Mas ini Shinta, aku sudah ada di Indonesia, maaf aku tak memberi khabar, aku ingin membuat kejutan untuk Mas Ari!” Ah…suara itu…telah membuyarkan konsentrasiku akan pekerjaanku. Akhirnya Shinta kembali ke Indonesia, walaupun aku tak tahu harus berbuat apa. Ya…mendadak sekali….

“Wa’alaikum salam, sayang… aku jemput ke Bandara sekarang ya!”

“Gak usah mas, ada Papaku yang jemput, besok insya Allah kita ketemu ya..di rumahku, aku mau ngenalin Mas dengan orang tuaku!”

Berdegup kencang ketika ku dengar kata itu. Ups…

Bagaimana dengan Kasih…apakah aku harus jujur padanya. Memang kami sudah tahu akan keadaan kami masing-masing. Aku tahu dia telah berdua dan begitupula sebaliknya.

“Aku harus katakan yang sebenarnya” bathinku.

Aku putar nomor Handphone Kasih dan…

“Hallo, Kasih..Assalamu’alaikum!”

“Wa’alaikum salam Mas, ada apa Mas!” Tanya nya.

Ada hal penting yang ingin Mas bicarakan!”

“Apa Mas” Tanyanya lagi

“Kasih tahukan kalo Mas sayang dan cinta, mungkin Mas bukan orang yang kaya raya yang bisa memberikan Kasih materi, tapi Mas punya cinta yang bisa membuat hatimu Kaya akan kasih sayang”

“Ya Mas, Kasih tahu itu, tapi ada apa Mas…please jangan berbelit-belit, langsung ke permasalahannya saja, karena Kasih merasa ada berita yang tidak menyenangkan yang akan Mas sampaikan!”

“Baik…Mas akan katakan, tapi maaf jika hal ini membuat Kasih kecewa!”

“Ya, ada apa Mas, jangan buat Kasih jadi deg-deg an begini Mas!”

“Shinta datang”

“What?” terdengar jeritan yang tertahan diujung telpon.

“Ya, Shinta datang, baru saja, Mas tidak diberitahukan kedatangannya, katanya dia ingin membuat kejutan, dan Shinta minta, Mas datang besok pagi kerumahnya untuk dikenalkan ke orang tuanya, dan…..” belum sempat aku menyelesaikan ucapanku terdengar klik diujung sana. Ya…Kasih menutup telponnya. Aku pun berusaha untuk menghubunginya tapi handphone itu ….

***

Sungguh Cinta tak pernah memilih, tinggal diriku yang harus memilih, cinta siapakah yang harus aku pilih.

Shinta…

Gadis berjilbab putih, manis dan cantik yang telah memberikan aku warna. Selalu memberikan support walaupun dia seorang pecemburu. Selalu membuatku tersenyum dan tawa.

Kasih…

Gadis rumahan yang telah membuatku tak berdaya dengan segala perhatiannya. Walaupun sudah memiliki tali pertunangan dengan seorang Arya yang kaya raya dan dapat memberikan kebahagiaan secara materi, namun kasih sayangku datang pada saat dimana dia membutuhkannya.

Ari…

Lelaki yang sedang bingung untuk memilih. Cinta siapakah yang akan dipilih.

“Shinta…kamu adalah cinta pertamaku dan telah mengisi ruang hatiku. Aku bahagia telah menjadi bagian dari dirimu. Shinta, aku menyadari, aku bukan seorang yang kaya hanya orang biasa dan hanya punya cinta. Kamu cantik, pintar dan segudang prestasi yang telah kamu raih, terkadang aku merasa tak pantas untuk memilikimu. Tapi inilah cinta sayang….. Cinta tak pernah memilih”

“Kasih….kamu adalah penawar dahagaku. Aku sadar bahwa tindakanku tak patut untuk dijadikan contoh, kamu sudah milik Arya yang kaya raya dan memiliki perusahaan dan kamu pasti akan bahagia bersamanya, walaupun aku tahu kamu sangat mencintaiku, begitu pula dengan diriku sangat mencintaimu. Dan kamu tahu, baru aku rasakan cinta yang begitu menggebu dan indah ketika aku mengenal dirimu.

“Start smiling to the world will to you and with you, share the love through the smile that we have and share “

kata-kata ini begitu menggugah semangatku. Kasih… pantaskah aku memilikimu….???”

Malam kembali bergulir diiringi suara jangkrik dan hembusan angin malam yang membuat dingin seluruh tulang sum-sum. Akupun kembali tersungkur diantara sajadah yang terhampar …kembali dingin dan dingin….

Untuk cintaku…

Aku sangat mencintai kalian berdua…

Namun aku bingung siapa yang harus aku pilih…

Apakah Shinta, ataukah Kasih…

Biarlah ini menjadi derita bathinku

Yang perlu kalian tahu adalah kalian sudah memberikan indah dalam setiap perjalanan hidupku.

Sesak dada ini, terasa tercekat kerongkongan ini…

Sayang, maafkan aku ….

Karawang, Jujun Junaedi, 18 Juni 2008, Pukul 07.36 WIB

Untuk seseorang yang masih menjadi milik seseorang, aku sangat mencintaimu dengan sepenuh jiwa raga, tetap jadi seseorang dalam hidupku dan namamu akan abadi dalam hatiku.


sumber:jujunjunaedi.multiply.com/journal/item/115

Diposting oleh dinripzone di 06.10  

0 komentar:

Posting Komentar